Sering Berganti Personil jadi Penghambat Radio Komunitas

JAKARTA – Persoalan seringnya pergantian pengelola radio komunitas (Rakom) menjadi tantangan sendiri bagi perkembangan radio komunitas di Indonesia. Kondisi ini digambarkan oleh Andi Yuwono dari Voice Human Right (VHR) yang menfasilitasi pendampingan beberapa radio komunitas.

“Tahun lalu VHR mendampingi 600 radio komunitas, tapi tahun ini hanya 200 radio komunitas dan kemungkinan tahun depan turun menjadi 50 radio komunitas,” Ungkap Andi Yuwono dalam FGD Strategi Fundraising Radio Komunitas yang diselenggarakan oleh Sekolah Fundraising PIRAC, JRKI yang didukung oleh Ford Fondation di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, Kamis 8 November 2012.

Andy mengungkapkan, bahwa penurunan jumlah radio komunitas dari tahun ke tahun dikarenakan banyaknya radio komunitas yang akhirnya gulung tikar dan tidak lagi siaran. Persolan utamanya adalah seringnya pergantian pengelola radio komunitas.

“Bila persoalan kurangnya kapasitas SDM, banyak lembaga yang menfasilitasi peningkatan kapasitas SDM untuk radio komunitas, ada Combaine, JRKI, dan VHR sendiri. Namun seringkali SDM yang sudah diberikan peningkatan kapasitas kemudian pindah dan tidak mengelola radio komunitas lagi,” ujarnya.

Andy juga menjelaskan, inisiatif VHR yang menfasilitasi peningkatan kapasitas bagi radio komunitas namun tidak optimal karena seringnya pergantian kepengurusan radio komunitas.

Seringnya pergantian personil pengelola radio komuitas ini, menurut Andy, disebabkan tidak ada rasa kepemilikan dari pengelola radio komunitas itu sendiri. Seringkali radio komunitas didirikan bukan dari komunitas tapi dari ketertarikan individu terhadap radio yang kemudian diserahkan ke komunitas. Sumberdaya kepemilikan ketika mendirikan radio komunitas bukan kepemilikan radio komunitas. Karakter radio komunitas diakui Andy, memang beragam.

Komisioner KPI, Idy Muzayyad melihat, komunitas membangun media ini untuk menfasilitasi kebutuhan komunitas, mensolidkan komunitas itu sendiri, ada ruang publik dari, oleh dan untuk komunitas yang berinteraksi dalam radio komunitas. Ketika radio komunitas ini benar-benar milik komunitas, persoalan pendanaan bukan menjadi masalah yang besar. Biaya operasional radio komunitas bisa diusahakan oleh komunitas sendiri karena operasional radio komunitas ini kecil bisa dikatakan hanya untuk biaya listrik saja.

Andy menegaskan, jikapun radio komunitas akan melakukan fundraising atau penggalangan sumber daya, harusnya fundraisingnya ditujukan untuk komunitas sendiri. Kondisi ini untuk mencerminkan kemandirian dari radio komunitas itu. “Bila ingin untung, ya jadi radio swasta……jangan jadi radio komunitas”, ungkap direktur VHR ini menegaskan.- NH



Leave a Reply