Menggalang Dukungan Melalui Event Profit dan Non Profit

LOMBOK – Salah satu strategi yang digunakan Radio Komunitas (Rakom) Gita Swara FM di KLU (Kabupaten Lombok Utara) dalam mendapatkan sumber pendanaan adalah menggelar event yang bersifat profit dan non profit.

Hal itu dikatakan Marjadi, Direktur Gita Swara, kepada FundraisingMedia, di NTB beberapa waktu lalu. Dikatakannya, event profit sengaja dirancang dan digelar untuk mendapatkan pendanaan, baik dari tiket, sponsor maupun sumber lainnya. Sementara event non profit lebih ditujukan untuk menjaga relasi, menjaga brand radio, atau memperluas jaringan.

“Uang atau keuntungan tidak menjadi tujuan utama, tapi lebih menjaga hubungan dan komunikasi kita dengan fans, mitra, pendukung atau masyarakat pendengar. Event digelar untuk mengingatkan fens terhadap keberadaan kita. Ini investasi untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan brand radio. Dengan event ini kita bisa ketemu dan mejnaga hubungan. Kita anggap ini investasi agar nama kita tetap diingat dan dikenal luas,” katanya.

Salah satu event non profit yang rutin digelar adalah temu fans. Untuk penyelenggaraan event ini, coordinator fans di masing-masing daerah yang biasanya bergerak untuk menjaring dukungan pendanaan. “Misalnya, mereka ditarik iuran Rp.5000 sampai Rp.10.000 per orang untuk kebutuhan konsumsi mereka sendiri,” katanya. Sementara untuk kebutuhan lainnya, seperti pengisi acara, door prize, tenda, sound system, akan digalang dari perusahaan atau instansi yang menjadi mitra atau donatur. “Untuk mengisi dan memeriahkan acara, kami mendapatkan dukungan dari 37 band local yang menjadi binaan kami,” kata Marjadi.

Sementara event profit atau event untuk keperluan penggalangan dana biasanya dipersiapkan lebih panjang dan serius. Bentuk atau jenis event yang digelar biasanya disesuaikan dengan trend yang sedang berkembang atau atas permintaan masyarakat. Misal, saat masyarakat gandrung band, radio menyelenggarakan lomba dan pementasan band.

Sedangkan saat music dangdut tengah naik daun lewat acara KDI di TPI, radio menggelar event konser dangdut dengan mengundang Sahid dan Eka Bima, pedangdut jebolan KDI yang berasal dari NTB. Konser ini sukses besar karena sebagian besar masyarakat memang ngefans berat dengan dua penyanyi tersebut. Sementara event lainnya, seperti lomba menggambar atau pameran bonsai digelar atas permintaan dari masyarakat.

“Untuk menampilkan acara yang unik dan punya daya jual memang diperlukan kejelian dan pengamatan untuk mengetahui minat dan keinginan masyarakat.”

Kegiatan event juga dikaitkan dengan hari-hari besar nasional atau momentum local. Misal, pengelola juga selalu menyelenggarakan event menyambut HUT KLU. Rakom juga menggelar lomba menggambar dengan menggandeng dinas LH yang dikaitkan dengan hari lingkungan hidup. Keterlibatan dalam hari-hari besar itu selain dalam rangka menggalang dana dan mempromosikan radio, juga dimaksudkan untuk mendekatkan diri dengan pemda KLU. Ini juga dilakukan agar program non siaran tidak kosong. Dari event-evet itu radio mendapatkan kontribusi untuk kegiatan live event atau liputan yang dilakukan.

Event terakhir yang digelar oleh pengelola Rakom Gita Swara adalah Pameran Bonsai awal januari 2013 lalu. Event ini diglelar seiring dengan berkembangnya minat dan hobi masyarakat terhadap tanaman bonsai. Pameran itu juga diisi bursa jual beli bonsai dan pelatihan pembuatan bonsai. Untuk meramaikan pameran dan menjaring penonton dari segmen remaja, pengelola menyelenggarakan konser band lokal di sela-sela kegiatan pameran. (Hamid Abidin, Sekolah Fundraising)



Leave a Reply