Dari Hobi Jadi Hoki

LEMBANG – Memasuki ruang tamu studio Mthree, Kecamatan Lembang, Bandung kita akan melihat banyak sekali gambar gadis cantik, muda dengan dandanan yang menawan. Jangan salah sangka dulu, foto-foto ini adalah foto artis yang sedang naik daun dan mengunakan studio Mthree untuk merekam lagu-lagu mereka yang akan direlease. Penyewaan studio rekaman menjadi unit usaha bagi keberlangsungan radio komunitas.

Unit usaha penyewaan studio berawal dari hobi bermusik para pengelola Radio Mthree. Hobi ini telah mendorong Dedi Odia, salah satu pengelola radio untuk membuat usaha penyewaan studio. Semua berawal dari penyewaan sound musik. Dunia hiburan menjadi peluang bisnis yang menarik, mengingat di daerah Cibogo, Cikawari, Cikole dan sekitarnya belum ada penyewaan sound untuk kebutuhan hiburan saat acara kawinan, ulang tahun, reuni dan acara kumpul-kumpul lainnya. Penyewaan sound sistem akhirnya menjadi usaha yang mendatangkan banyak keuntungan.

Dalam perkembangannya di Radio Mthree muncul kebutuhan pembuatan jingle, maupun iklan layanan masyarakat. Untuk mendukung itu sound sistem akhirnya dipindahkan ke Radio Mthree. Awalnya rekaman album dan jingle masih dilakukan secara manual. Sementara operator masih mengunakan barang-barang bekas apa adanya. Kemudian pada tahun 2007 setting studio mengalami perubahan. Beberapa sahabat pecinta Radio Komunitas Mthree meminjamkan peralatan sehingga bisa untuk membangun perangkat studio yang lebih baik. Pada akhrinya studio mendapatkan suntikan dana dari pro media untuk pengadaan perangkat audio hingga studio Mthree menjadi radio yang cukup representatif sebagai studio rekaman bagi pembuatan jingle, album lagu dan pembuatan sandiwara radio.

Penyewaan Studio Mthree ini awalnya dikola oleh kru radio, namun semenjak 2008 dikelola secara terpisah oleh kang Dedy Odis dengan badan hukum Persereon Terbatas (PT). Pada tahun 2008 Radio Komunitas Mthree mulai serius menekuni unit usaha penyewaan studio yang diberi nama PT Radio Mega Musik Mandiri.

Usaha penyewaan studio Radio komuntias Mthree ternyata cukup berkembang meskipun kemajuannya tidak begitu pesat, karena peralatan yang terbatas. Biasanya, peyewaan studio rekaman sebatas pada pembuatan demo, tidak dalam bentuk produksi karena ketersediaan alat yang masih terbatas. Kapasitas studio hanya untuk membuat demo saja dan tidak sampai produksi. Untuk membeli alat yang bagus tentu membutuhkan modal yang yang besar. Inilah yang menjadi kendala untuk mendorong lebih maju usaha penyewaan studio.

Meski demikian, banyak artis lokal yang mengunakan studio ini untuk membuat rekaman demo. Hadirnya studio rekaman Mthree telah memberikan kesempatan pada artis lokal untuk memiliki album rekaman. Banyak potensi seniman di kabupaten Bandung Barat yang menanjak kariernya sampai dikenal luas. Kendala pengembangan studio adalah keterbatasan dana dan lokasi yang dirasa cukup jauh hingga untuk rekaman album harus mengeluarkan biaya yang mahal. Karena itulah kehadiran studio ini dapat menfasilitasi kreativitas para seniman.

Beberapa artis lokal yang sekarang ngetop dan pernah menyewa studio Mthree ini diantaranya Dewi Ines, Dua Dara, Atep Galura, Gulinggab dll. Tidak hanya para seniman atau artis lokal, beberapa instansi atau lembaga pun pernah menyewa studio ini untuk pembuatan iklan ILM, seperti DPRD, KPI dan Radio Komunitas lain anggota JRK Jawa Barat.

Harga sewa studio Mthree ini pershift adalah 300 ribu untuk 6 jam. Para penyewa biasanya menghabiskan 2 shfit untuk merekam 1 lagu atau membuat 1 jingle/ILM. Bila di rata-rata pemasukan untuk 1 kali penyewaan adalah 600 ribu. Meskipun peralatan studio Mtree relatif sederhana, namun karena harganya kompetitif maka banyak juga yang membuat album di studio ini. Beberapa album yang pernah diproduksi oleh Studio Mthree diantaranya: album sunda religi, kecapi suling, Album karoke kompilasi Guligah, Album pop sunda Cipelang dll.

Saat ini, selain rekaman, studio Mthree juga mendapat pekerjaan baru dalam usaha pembuatan video klip. Pengelola juga mendapat pemesanan untuk mengedit majalan udara yang saat ini dalam proses penjajakan awal kerjasama dengan Commond Ground. M3pro yang merupakan unit usaha penyewaan radio Mthree bekerjasama dengan SFCG (Search For Commond Ground Indonesia) dalam membuat majalah udara dengan durasi 30 menit sebannyak 24 episode, mulai tanggal 01 Desember 2012.

Dari unit usaha ini tidak ditentukan persentasi sharing keuntungan untuk Radio Komunitas Mthree. Prinsipnya bila radio Mthree membutuhkan dana yang sifatnya mendesak, maka akan diambilkan dari kas studio. Misalnya, untuk biaya servis alat, bayar listrik dan studionya sendiri. Artinya bahwa peruntukan pemasukan dari unit usaha penyewaan studio hanya digunakan untuk hal yang mendesak. Untuk kru tidak dianggarkan dari budget penyewaan studio karena bersifat relawan dan biasanya kru mendapatkan uang saku dari para pendengar dan fans mereka. –  Nor Hiqmah, Sekolah Fundraising PIRAC



Leave a Reply