Mencegah Bahaya Radikalisme Di Desa Melalui Desa Damai

Dampak media sosial dalam komunikasi masyarakat desa sudah mulai terasa. Berbagai aliran informasi mudah sekali membanjiri pengguna telpon genggam di masyarakat. Ada banyak informasi yang mengalir sehingga sulit dipilah kebenarannya. Berita palsu, informasi radikalisme dan anti toleransi ditenggarai memanfaatkan fungsi komunikasi HP di penduduk desa. Ada beberapa kasus seperti aktifitas intoleransi yang disebabkan fitnah, isu penolakan rumah ibadah, hingga radikalisme berbasis kekerasan akhirnya mulai merambah ke desa-desa.

Atas dasar permasalahan intoleransi ini, lembaga Wahid Foundation menggagas program bernama forum NUSANTARA yang bekerja sama dengan UN Women. Program ini membentuk karakter desa-desa di Indonesia menjadi “desa damai“. Fokus program desa damai yaitu memberdayakan peran perempuan sebagai agen perdamaian dan toleransi di lingkungan masing-masing. Sekaligus berdaya di bidang sosial ekonomi. “Para perempuan desa mendapatkan pelatihan dan penguatan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Seperti bagaimana cara mengatasi hoaks,” kata Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, dalam peluncuran buku indikator desa damai di Hotel Sultan, Jumat (8/2/2019). Yenny Wahid menyampaikan itu saat peluncuran buku Panduan 9 Indikator Desa/Kelurahan Damai yang disusun bersama UN Women atau The United Nations Entity for Gender Equality and the Empowerment of Women (Organisasi pada Persatuan Bangsa-bangsa/PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan).

 

Ada sembilan desa yang menjadi target pembinaan dan sudah mendeklarasikan menjadi desa damai. Desa itu adalah Desa Tajurhalang dan Kelurahan Pengasinan di Jawa Barat, Desa Gemblegan dan Nglinggi di Jawa Tengah, Desa Guluk-gulik, Prancak, Payudan Dundang, Candirenggo, dan Sidomulyo di Jawa Timur. Desa damai ini diharapkan menjadi semacam komitmen anggota masyarakat untuk melindungi dan menumbuhkan toleransi dan perdamaian di komunitas desa.

Apa dan bagaimana karakter desa damai yang dipromosikan oleh Wahid Foundation? Desa damai menurut Wahid Foundation bisa disematkan bila memiliki sembilan indikator desa damai. Yang terpenting adalah karakter penduduk desa untuk berkomitmen menjalankan sembilan indikator dalam kehidupan desa. Sembilan indikator desa damai adalah berkomitmen mewujudkan perdamaian, ada pendidikan dan penguatan nilai perdamaian dan kesetaraan gender, ada praktik nilai-nilai persaudaraan dan toleransi dalam kehidupan warga, ada penguatan nilai dan norma kearifan lokal, dan ada sistem deteksi dini pencegahan intoleransi. Kemudian ada sistem penanganan cepat, penanggulangan, dan pemulihan kekerasan. Lalu ada peran aktif perempuan di semua sektor masyarakat, ada pranata bersama, dan ada ruang sosial bersama antar warga.



Leave a Reply