Rakom SBL Tidak Andalkan Dana dari Komunitas Saja

SURABAYA – Upaya penggalangan dana untuk menutupi kebutuhan operasional Radio Komunitas (Rakom) Suara Budi Luhur (SBL) Jawa Timur, dirasa tidak mencukupi jika hanya mengandalkan dari iuran anggota fans dan sumbangan individu saja. Untuk itu Rakom SBL melakukan terobosan lain.

“Sebenarnya radio komunitas bisa mandiri, karena sebenarnya banyak potensi-potensi yang bisa digali. Kalau komunitas kita digalang sebaik-baiknya dan terbuka, kayaknya radio ini bisa berjalan”, terang Harsono, Pimpinan Rakom Suara Budi Luhur (SBL) Jawa Timur, ketika berbincang dengan tim FundraisingMedia, beberapa waktu lalu.

Harsono menambahkan, memang benar potensi komunitas yang besar merupakan keuntungan tersendiri bagi Rakom SBL. Di Rakom SBL sendiri, saat ini tercatat dalam database fans sebanyak 400 orang lebih.

“Awalnya kita tawarkan kepada fans yang memiliki usaha untuk diiklankan di radio. Lalu kita tawarkan ke pihak luar juga selain fans. Kita pernah lakukan pendataan usaha kecil dan menengah yang kita tawari iklan. Tarifnya kita batasi, murah tapi bisa tahan lama”, terang Muhaimin, Marketing Rakom SBL menambahkan.

Untuk mencari iklan lokal, lanjut Muhaimin, Tim SBL membuat proposal yang berisi tentang profil singkat Rakom SBL FM dan penawaran beriklan di Radio SBL dengan skema penjualan spot iklan selama satu bulan. Proposal ini menjadi satu tools pendukung dalam menggalang dana melalui iklan.

Selain dari iklan lokal, ada kerjasama sharing program yang dilakukan antar Rakom SBL dengan dengan lembaga-lembaga sosial, misalnya dengan Yayasan Madani Jombang sekarang Al HARAKA. Kemudian dengan pemerintah yang butuh sosialisasi walaupun intensitasnya terlalu kecil.

“SBL bermitra dengan lembaga apa saja dengan syarat nilai dan visinya sama, kerukunan dan tidak diskriminasi antar umat beragama. Selama masih dalam koridor itu kita siap bekerjasama,” akhir Harsono. – Yusuf Yudapraja, Sekolah Fundraising PIRAC.



Leave a Reply